Sung-Ki Moment : Cosmo Clock 21

Sung-Ki Moment : Cosmo Clock 21

 

Set time : During Super Show 3 Japan

 

Yokohama

18.00 JST

 

Hyunnie2311 : Hae Mi-yaa, aku sudah sampai di Yokohama, kalau Appa atau Eomma meneleponmu, bilang saja aku menginap di rumahmu dan sudah tidur~

 

Haemi29 : Mwoya…aku tidak bisa berbohong dengan orangtua, kenapa kau tidak bilang saja sendiri pada orangtuamu kalau kau pergi ke Jepang, jangan merepotkanku…

 

Hyunnie2311: sigh, kau tahu sendiri mereka sudah melarangku untuk pergi karena indeks prestasiku semester kemarin jelek, pokoknya bilang saja seperti yang sudah kukatakan tadi, akan kubawakan oleh-oleh dari sini! Annyeong~^^

 

Gadis berkuncir kuda itu menghela napas lega, setelah urusan mengenai izin orangtuanya selesai dan akan ditangani oleh Hae Mi, sahabatnya. Memang Hae Mi belum berkata jika ia menyetujuinya, tapi Hae Mi bukanlah orang yang mudah menolak apalagi jika yang meminta adalah Hyun Ki, gadis itu. Memang paling menyenangkan punya sahabat seperti Lee Hae Mi. Bukan. Bukan karena mudah dimanfaatkan, Hyun Ki bukan tipe orang yang memanfaatkan sahabatnya sendiri. Tapi karena Hae Mi benar-benar orang yang baik dan sangat bisa dipercaya olehnya.

 

Hyun Ki sudah sampai di depan Yokohama Arena setelah menempuh perjalanan memakai taksi dari bandara. Ia memandang banner super besar yang terpasang di depan gedung tersebut. Super Show 3 in Japan. Hari ini adalah hari pertama Super Show 3 berlangsung di dalam Yokohama Arena dan tinggal dua jam sebelum konser dimulai.

 

Gadis itu telah menggenggam selembar tiket Super Show 3, VIP class dengan tempat duduk barisan depan. Ia mendapatkan tiketnya langsung dari Sungmin. Pria itu menyuruhnya untuk menonton Super Show di Jepang dan sempat meminta izin pada orangtuanya. Sialnya, karena indeks prestasinya yang jelek membuat Hyun Ki dilarang keras untuk pergi ke Jepang. Dan seperti inilah keadaannya sekarang. Hanya bermodal paspor, kartu kredit dan satu tas ransel yang dibawa, Hyun Ki diam-diam pergi ke Jepang. Tak lupa meminta Hae Mi untuk membantunya berbohong sedikit pada orangtuanya.

 

Begitu sampai di Korea nanti ia harus berterima kasih sekali pada Hae Mi.

 

Ia memandangi tiket VIP yang masih berada ditangannya. Hyun Ki ingin sekali masuk kedalam, namun entah kenapa gairahnya untuk menonton tiba-tiba hilang begitu saja. Ia ingin masuk kedalam, duduk di bangku paling depan, menonton dengan gembira dan terus menyemangati para member Super Junior yang tampil di atas panggung mengerahkan seluruh kemampuan yang mereka miliki untuk menghibur para penggemarnya. Apalagi Sungmin yang memintanya untuk datang dan menonton. Bukankah ia datang kesini diam-diam tanpa sepengetahuan orang tuanya demi Sungmin? Kenapa niatnya menjadi berubah.

 

Hyun Ki jadi mengurungkan niatnya untuk masuk kedalam Yokohama Arena. Tiba-tiba ia ingin sekali berkeliling Yokohama sendirian. Kapan lagi ia bisa travelling sendiri menyusuri daerah Yokohama tanpa ada yang melarangnya? Hanya malam ini saja ia dapat merasakannya walaupun dalam waktu singkat. Kesempatan langka bagi seorang putri bungsu keluarga Choi ini untuk travelling keluar negeri tanpa ada pengawasan dari orangtua. Tapi apa yang harus ia lakukan dengan tiket ini?

 

Hyun Ki mendapati seorang gadis SMA berdiri tak jauh darinya. Dengan memegang sebuah majalah bercover Super Junior, gadis itu menghela napas memandangi bangunan kokoh Yokohama Arena dan kemudian ia berbalik dan berjalan menjauh menuju halte bus. Apakah gadis muda itu tak menonton Super Show? Seketika Hyun Ki teringat pada tiket miliknya yang tak ingin dipakai. Kalau ia memberikannya pada gadis itu, tiketnya tak akan jadi sia-sia. Lagipula Hyun Ki akan merasa senang jika apapun yang dilakukannya akan membuat orang-orang bahagia, termasuk orang yang baru ditemuinya.

 

“Excuse me! Hey!” Hyun Ki berlari kecil mendekati gadis yang ia maksud. Hyun Ki berdiri di depannya dengan napas terengah-engah, sedangkan gadis itu hanya memandanginya dengan tatapan aneh karena ada orang asing yang memanggil.

 

“Uhm, can you speak English?” Hyun Ki mengajaknya bicara dengan memakai bahasa Inggris walaupun sedikit agak ragu. Orang-orang Jepang memiliki karakter yang tak jauh beda dengan Korea, sangat menjunjung nilai nasionalisme, hingga tak banyak orang yang belajar bahasa asing karena rasa cintanya pada bahasa negaranya sendiri. Aish, kalau saja dulu ia meminta Sungmin untuk mengajarinya bahasa Jepang, ia tak akan mengalami kendala untuk berkomunikasi dengan gadis itu jika seandainya ia tak bisa berbahasa Inggris.

 

“A bit…Can I help you, Miss? Hyun Ki bernapas lega. Walaupun sedikit, setidaknya Hyun Ki yakin gadis ini akan mengerti apa yang ia bicarakan.

 

“Uhm, do you want to watch Super Show 3?” Tanya Hyun Ki secara langsung. Gadis itu mengangkat kedua alisnya sejenak, lalu kembali berwajah murung. Ia menghela napas sambil memeluk majalah Super Junior-nya di depan dada.

 

“I want to watch them, but I don’t have much money to buy a ticket and Mother doesn’t allow me to watch Super Show. So…yeah, I’m just standing here without enter the venue. I’m so envy with anyone who can watch. Hyun Ki tersenyum mendengar pengakuan sang gadis yang masih memasang wajah sedih dihadapannya ini. Tiketnya memang akan lebih berguna jika ia memberikannya pada gadis muda ini.

 

Hyun Ki menarik salah satu tangan sang gadis lalu menaruh tiket Super Show miliknya di atas telapak tangan gadis tersebut. Mata sipit gadis itu membulat ketika selembar tiket Super Show berada ditangannya. Ia menatap Hyun Ki tak percaya. Bagaimana bisa seorang gadis korea yang baru ia temui memberikan selembar tiket Super Show untuknya secara cuma-cuma?

 

“You can use my ticket. I already watched it in Korea. This is VIP class, in front of the stage. Take it.”

 

Gadis Jepang itu masih tak percaya. Ia yakin jika Hyun Ki hanya ingin bermain-main dengannya. Tiket VIP, tempat duduk terdepan. Mana mungkin ada orang yang memberi tiket paling mahal itu pada orang lain, apalagi orang asing. “You lie, right?”

 

“No, I’m not lie to you. I think this ticket will be more useful if I give it to you. I just want to go around Yokohama this night before go back to Korea. Go to venue now! Have fun!” Gadis itu tersenyum dan langsung memeluk Hyun Ki dengan erat.

 

“Thank you so much…uhm what’s your name?”

 

“You can call me Hyun Ki, Choi Hyun Ki! Bye! See you next time!” Hyun Ki berbalik badan dan melambaikan tangan padanya.

 

Gadis Jepang itu masih terpaku dengan kepergian Hyun Ki yang semakin menjauh dari penglihatannya. Gadis Korea itu benar-benar baik, batinnya.

 

Tunggu sebentar. Apakah namanya Choi Hyun Ki? Nama tersebut sangat tidak bagi seorang ELF yang sering mencari-cari berita yang terkait dengan Super Junior. Ah, iya sepertinya ia sempat melihat nama tersebut di majalah yang ia bawa ini. Dengan cepat, gadis itu membolak-balikkan halaman majalahnya, mencari nama yang tak asing itu.

 

Tepat. Nama tersebut terdapat dalam artikel berita mengenai Sungmin yang telah mempunyai kekasih. Choi Hyun Ki, adik kandung Choi Siwon dan kekasih Lee Sungmin. Benarkah gadis yang memberinya tiket tadi Choi Hyun Ki yang itu?

 

Wajahnya tak terlalu jelas karena memakai topi. Tapi siapapun Choi Hyun Ki yang ditemuinya, ia harus berterima kasih sebanyak-banyaknya. Lain kali jika mereka kembali bertemu, ia harus membawa Hyun Ki berkeliling Yokohama.

 

*

 

“Sungmin-ah!”

 

Sungmin menoleh ketika Kim Jung Hoon, manager Super Junior memanggilnya dari depan pintu ruang tunggu Super Junior. Pria yang tengah berkumpul dengan para Hyung dan Dongsaengnya itu pergi menjauh menemui Jung Hoon.

 

“Ada apa, Hyung?” tanya Sungmin.

 

“Ini untukmu dan juga yang lain.” Jung Hoon memberikannya satu bungkus besar padanya. Apa ini? Aroma lezat dan rasa hangat yang menyentuh kulitnya membuat Sungmin yakin jika isinya makanan.

 

“Dari ELF?” Jung Hoon hanya tersenyum tak menjawab.

 

“Di dalamnya ada surat, baca saja. Nanti kau tahu sendiri siapa yang memberikannya.”

 

Sembari berjalan kearah meja, Sungmin memasukkan tangannya kedalam bungkusan dan mencari-cari surat yang dimaksud oleh managernya. Ia sungguh penasaran siapa yang memberikan bungkusan besar ini padanya. Kemungkinan besar adalah fans, atau mungkin master yang memberikan ini. Ah, ia menemukannya. Secarik kertas berwarna putih yang telah dilipat rapi.

 

“Apa ini? Apakah dari fans?” Tanya Yesung penasaran dengan bungkusan besar yang ditaruh Sungmin di atas meja. Sungmin hanya mengangkat bahu sekilas lalu berjalan menuju sofa.

 

“Whoah! Bento! Daebak!” Shindong berseru kegirangan ketika ia membuka bungkusan besar tersebut dan mendapati beberapa kotak bento sesuai dengan jumlah para member Super Junior. Tak hanya Shindong, yang lain pun turut bergembira dengan adanya kiriman bento untuk mereka. Kebetulan sekali, perut mereka sudah keroncongan setelah bernyanyi, menari, dan menghibur para ELF Jepang kurang lebih tiga setengah jam.

 

Disaat yang lain mulai berebutan mengambil sekotak bento di atas meja, Sungmin malah memilih duduk di sofa sambil membuka surat yang ia dapatkan dari dalam bungkusan. Ia sungguh penasaran siapa yang mengirimi mereka bento.

 

Tunggu sebentar. Matanya melotot hanya dengan melihat pola tulisan yang ada di dalam surat. Tulisan hangul rapi dengan ukuran besar-besar disetiap hurufnya. Tulisannya sangat khas dalam pikiran Sungmin. Ia tahu siapa yang memberikan bungkusan dan menulis surat ini.

 

Aku belikan beberapa kotak bento untukmu dan yang lain. Maaf jika aku tidak  menonton  konser kalian. Aku memberikan tiketku pada anak SMA yang kutemui tadi dan aku memilih untuk berjalan-jalan saja keliling Yokohama.

Sebagai permintaan maaf, jadi kubelikan saja ini untuk kalian, semoga kalian suka!^^

 

PS: Kalau kau ingin menemuiku, aku ada di depan Yokohama Cosmo World sambil melihat Cosmo Clock 21. Kalau kau beruntung kau akan bertemu denganku.

 

Sungmin melirik arloji yang terpasang ditangannya. Hampir tengah malam. Semoga gadis itu masih berada di sana. Sungmin segera bangkit berdiri dan menyambar mantelnya yang tersampir di kursi kayu depan meja rias. Ia mengambil sekotak bento miliknya yang tersisa di atas meja lantas berlari keluar mencari Jung Hoon.

 

“Hyung, bisa antarkan aku ke Yokohama Cosmo World?”

 

*

Dengan membawa sekotak bento, Sungmin berjalan kesana kemari di sekitaran Yokohama Cosmo World mencari Hyun Ki, sang penulis surat tanpa nama. Kepalanya ditengokkan kekiri dan kanan mencari sosok gadis bertubuh kecil dalam gelap malam. Apa dia masih ada di sini? Atau sudah pergi ke hotel untuk beristirahat? Entahlah. Tapi firasatnya selalu berkecamuk, meyakinkan dirinya sendiri jika Hyun Ki masih berada di sekitar sini walaupun belum ditemukan.

 

Firasatnya benar. Ia beruntung masih mengikuti firasatnya. Sungmin merasa lega ketika kedua matanya telah menangkap sosok yang sejak tadi dicarinya tanpa henti. Sosok gadis bertubuh mungil, bermantel putih kesayangan yang paling sering dipakai dengan tas ransel biru sedang tersampir dikedua bahunya, ia berdiri tegak dengan kepala mendongak keatas. Memandang Cosmo Clock 21 yang menunjukkan pukul 11.59, satu menit sebelum waktu berganti hari.

 

“Syukurlah kau masih berada di sini…” Hyun Ki menoleh sembari menghangatkan kedua tangan dengan napasnya yang panas. Pria itu menyusulnya, bahkan jauh lebih cepat dari yang diperkirakan. Ia pikir pria itu akan datang pada dini hari dan menemukannya mati kedinginan depan Cosmo Clock 21, tapi ternyata tidak.

 

“Oppa…” Gadis itu tersenyum melihat sosok Sungmin sudah berada di depannya. Baru saja ingin memeluk tubuh kekar milih prianya, sebuah jitakan langsung mendarat di atas rambutnya yang berantakan.

 

“Dasar bocah nakal, kenapa kau bisa ada di sini? Bukankah orangtuamu melarangmu untuk pergi ke Jepang? Kau kabur? Kau ini benar-benar…” Buru-buru Hyun Ki menutup mulut Sungmin dengan kedua tangannya sebelum pria itu berbicara lebih lanjut menceramahinya yang kabur ke luar negeri tanpa sepengetahuan orangtuanya. Ia kesini untuk bertemu dengan Sungmin, melepas rindu setelah beberapa hari tak ketemu karena padatnya jadwal kerja pria itu, bukan untuk diceramahi panjang lebar.

 

“Ya!! Aku datang kesini bukan ingin diceramahi, aku datang kesini demi kau tahu!”

 

“Kalau kau datang demi aku, kenapa kau berikan tiketmu pada orang yang baru saja kau temui? Kau tahu, aku tadi terkejut ketika bangkumu diisi oleh gadis yang tak kukenal. Padahal aku mengharapkanmu yang duduk disitu…”

 

“Gadis itu lebih menginginkannya daripada aku. Aku bisa melihat kau dan yang lain setiap hari jika aku mau, tapi tidak untuknya. Jadi kuberi saja tiketku padanya. Lagipula aku ingin berkeliling Yokohama sendiri, kapan lagi aku bisa travelling sendiri di luar negeri? Kau tak marah, ‘kan? Kkk~” Hyun Ki memeluk lengan Sungmin dan menggelayut manja. Rasanya Sungmin ingin sekali kembali menjitak kepala gadis itu. Gadis itu sama sekali tak berpikir dengan nasibnya sendiri jika ia tak menemukan jalan pulang dan hilang dinegeri orang.

 

Tapi kemudian Sungmin tersenyum. Kalau tidak melakukan hal senekat apapun, bukan Hyun Ki namanya. Walaupun selalu bertindak nekat, sifatnya yang ingin membuat setiap orang bahagia membuat Hyun Ki semakin dicintai orang-orang, termasuk Sungmin.

 

“Lain kali jangan seperti ini, kau benar-benar membuatku cemas. Ngomong-ngomong apa kau sudah makan? Aku membawa bento pemberianmu, siapa tahu kau lapar.”

 

“Tenang saja, aku tidak lapar. Aku sudah…” Ucapannya terhenti ketika perutnya berbunyi. Belum lagi suara perut kosongnya yang besar terdengar jelas di telinga mereka berdua -Sungmin dan Hyun Ki. Sontak Sungmin menahan tawa. Hyun Ki tertawa garing sambil memegang perutnya.

 

“Sebenarnya aku belum makan karena aku tak lapar…”

 

“Perutmu sudah berbunyi seperti kau masih bisa bilang kalau kau tak lapar? Aish, makan saja bentoku ini.” Sungmin memberikan bentonya pada Hyun Ki.

 

“Anio, kau pasti belum makan. Bento ini kubelikan untukmu…”

 

“Aku sudah makan makanan kecil selama konser berlangsung. Kau lebih terlihat kelaparan daripada aku. Makanlah. Instingku hebat juga, untung saja instingku mengatakan jika aku harus membawa bento untukmu, hahaha…”

 

Hyun Ki terkekeh. “Itu karena kau terlalu cinta padaku sampai-sampai kau mempunyai  insting yang kuat untuk membaca pikiranku, kkk~”

 

Sungmin terkejut ketika Hyun Ki berkata seperti itu padanya. Wajahnya memerah hingga pria itu menjadi gugup dan tak tahu harus berkata apa untuk menanggapi omongan Hyun Ki. Mati kutu.

 

“A-apa yang kau katakan? Kenapa kau besar kepala sekali? Dasar bocah!” Sungmin mencubit pipi Hyun Ki gemas.

 

“Ish, aku bukan bocah! Kalau aku bocah, berarti kau adalah pedofil! Oom-oom pecinta bocah!”

 

“Siapa yang kau bilang Oom-oom, heh? Ayo pergi! Sebelum kita berdua mati kedinginan disini! Jung Hoon Hyung sudah menunggu dimobil.”

 

Sungmin menarik tangan Hyun Ki dan memasukkannya kedalam saku mantel. Digenggamnya kuat-kuat agar tangan gadisnya tak lagi kedinginan. Hyun Ki hanya tersenyum geli ketika Sungmin menggenggam tangannya. Tangannya yang semula kedinginan menjadi hangat.

 

“Oppa, kalau Eomma dan Appa memarahiku karena kabur ke Jepang tanpa izin, kau mau membelaku bukan?”

 

“Membelamu? Untuk apa? Sama sekali tak ada untungnya buatku! Aku tak mau membantumu membersihkan kamar mandi jika kau dihukum nanti!”

 

“Ya! Oppa!!”

 

*

Who’s miss Sungmin and Hyun Ki? Nobody? okay :p

Kemarin pas lagi dengerin lagu 2PM ‘Stay With Me’ tiba-tiba jadi pengen bikin dua makhluk ini dengan latar jepang dan jadilah seperti ini kkk

 

2 komentar di “Sung-Ki Moment : Cosmo Clock 21

  1. AKU SUKA YANG INI KAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAK KYAOW Sungki emg ngangenin ya<3 sumpah deh kenapa hyunki ga ngasih tiketnya ke aku. secara aku kan fans sungmin /ea /fansmanaygsukasungminjadioenyoe /leehyunminsexy

    begitu liat recommended songnya 'stay with me'! yup! lagu itu emg bikin mood bagusssssss

Tinggalkan komentar